Wednesday 20 November 2013

Peristiwa Rengasdengklok

Pembahasan Sejarah kali ini tentang sebuah peristiwa penting bersejarah yang mengawali Proklamasi Kemerdekaan di Indonesia.

Mari kita mengenal dan mempelajari lebih dalam lagi tentang peristiwa ini. 
Apa itu Peristiwa Rengasdengklok? Kenapa dan kapan terjadinya?

untuk menjawab pertanyaan itu, coba simak penjelasan dibawah ini tentang peristiwa Rengasdengklok.

Latar belakang

Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas dengan dijatuhkannya bom atom oleh Sekutu di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat peristiwa tersebut, kekuatan Jepang makin lemah. Kepastian berita kekalahan Jepang terjawab ketika tanggal 15 Agustus 1945 dini hari, Sekutu mengumumkan bahwa Jepang sudah menyerah tanpa
syarat dan perang telah berakhir. Berita tersebut diterima melalui siaran radio di Jakarta oleh para pemuda yang termasuk orang-orang Menteng Raya 31 seperti Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Wikana, dan lainnya. Penyerahan Jepang kepada Sekutu menghadapkan para pemimpin Indonesia pada masalah yang cukup berat. Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of power)

Kronologis Peristiwa

Adanya kekosongan kekuasaan menyebabkan munculnya konflik 
antara golongan muda dan golongan tua mengenai masalah 
kemerdekaan Indonesia. Golongan muda menginginkan agar 
proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan. Mereka itu 
antara lain Sukarni, B.M Diah, Yusuf Kunto, Wikana, Sayuti Melik, 
Adam Malik, dan Chaerul Saleh. 

Sedangkan golongan tua 
menginginkan proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan dulu 
dengan anggota PPKI. Mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, 
Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Moh. Yamin, Dr. Buntaran, Dr. Syamsi 
dan Mr. Iwa Kusumasumantri.



Golongan muda kemudian mengadakan rapat 
di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di

Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 
1945 pukul 20.00 WIB. Rapat tersebut dipimpin oleh 
Chaerul Saleh yang menghasilkan keputusan 
tuntutan-tuntutan golongan muda yang menegaskan 
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hal dan soal 
rakyat Indonesia sendiri, tidak dapat digantungkan 
kepada bangsa lain. Segala ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan 
harus diputus, dan sebaliknya perlu mengadakan perundingan 
dengan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta agar kelompok pemuda 
diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi.





Langkah selanjutnya malam itu juga sekitar jam 22.00 
WIB Wikana dan Darwis mewakili kelompok muda 
mendesak Soekarno agar bersedia melaksanakan 
proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya lepas 
dari Jepang. Ternyata usaha tersebut gagal. Soekarno 
tetap tidak mau memproklamasikan kemerdekaan. 
Kuatnya pendirian Ir. Soekarno untuk tidak 
memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat 
PPKI menyebabkan golongan muda berpikir bahwa 
golongan tua mendapat pengaruh dari 
Jepang. 



Selanjutnya golongan muda 
mengadakan rapat di Jalan Cikini 71 
Jakarta pada pukul 24.00 WIB menjelang 
tanggal 16 Agustus 1945. Mereka 
membawa Soekarno dan Hatta ke 
Rengasdengklok. Rapat tersebut menghasilkan 
keputusan bahwa Ir. Soekarno 
dan Drs. Moh. Hatta harus diamankan

dari pengaruh Jepang. 

Tujuan para 
pemuda mengamankan Soekarno Hatta 
ke Rengasdengklok antara lain:

a. agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan
b. mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan 
kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan 
Jepang.



Pada tanggal 16 Agustus 1945 pagi, Soekarno dan Hatta tidak 
dapat ditemukan di Jakarta. Mereka telah dibawa oleh para pemimpin 
pemuda, di antaranya Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih,

pada malam harinya ke garnisun PETA (Pembela Tanah Air) di 
Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang terletak sebelah Utara 
Karawang. 



Kenapa dipilih Rengasdengklok ?



Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat pengamanan 
Soekarno Hatta, didasarkan pada perhitungan militer. 
Antara anggota PETA Daidan Purwakarta dan 
Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak keduanya 
melakukan latihan bersama. Secara geografis, 
Rengasdengklok letaknya terpencil, sehingga dapat 
dilakukan deteksi dengan mudah setiap gerakan 
tentara Jepang yang menuju Rengasdengklok, baik 
dari arah Jakarta, Bandung, atau Jawa Tengah.



Akhir Peristiwa



Mr. Ahmad Subardjo, seorang tokoh golongan 
tua merasa prihatin atas kondisi bangsanya dan

terpanggil untuk mengusahakan agar proklamasi 
kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat mungkin.

Untuk tercapainya maksud tersebut, Soekarno Hatta 
harus segera dibawa ke Jakarta.



Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto segera menuju 
Rengasdengklok. Rombongan tersebut tiba di Rengasdengklok 
pukul 17.30 WIB. Peranan Ahmad Subardjo sangat penting dalam


peristiwa kembalinya Soekarno Hatta ke Jakarta, sebab mampu 
meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan akan 
dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB,


nyawanya sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai komandan 
kompi Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno Hatta ke 
Jakarta.





No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung di blog saya.. silahkan tinggakan komentar